Kita Lupa Tujuan Kita

Korupsi, skandal, tragedi dan tontonan populis lainnya seakan-akan tiada henti menggoda kita untuk terus sibuk nonton, berkomentar bahkan menghujat. di sisi lain, media pun dengan asyiknya umbar sana umbar sini memepertontonkan aksi layaknya dagelan. Adakah yang sadar, bahwa kita telah amat sangat "diarahkan", mulai dari cara pikir, informasi, pengetahuan, gaya hidup, norma dll. yang akhirnya berdampak besar pada prilaku dan sikap kita di dunia nyata (kehidupan sehari-hari). sejatinya kita disibukan dengan berbagai informasi yang ga jelas dan (pastinya) hanya sesaat. Adakah manusia yang waspada, untuk apa semua dagelan ini diciptakan? Untuk apakah kita disibukan dengan dengan hal-hal yang mengaduk pikiran dan perasaan? Sampai-sampai kita pun lupa untuk apa kita diciptakan. “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariyat : 56). Dan perlu diingat, bahwa keseharian kita sebenarnya memiliki potensi untuk dijadikan ibadah. Jika kita makan karena lapar, kenapa tak diniatkan untuk menjalankan sunnah Rosul (dengan cara-cara yang benar). Jika kita senang bernyanyi kenapa tidak kita lantunkan Al Quran saja. Jika kita bisa minum dengan berceloteh sana sini, kenapa tidak berdzikir saja. jika kita bekerja dengan niat untuk mencari rupiah kenapa tidak berniat ibadah (menafkahi keluarga, Dll). Toh dengan berniat untuk ibadah tidak akan mengurangi "hasil" dari ikhtiar kita. Kita sudah terlalu lama dilalaikan oleh keadaan. Terlalu banyak waktu kita yang terbuang sia-sia hanya untuk dunia semata. Dengan "cerita" manusia, kita lupa akan sekenario Tuhan. dengan imbalan (kemegahan) dunia kita lupa dengan balasan dari sang pencipta. dan atas nama "entertaintment" manusia lupa dengan tujuannya yang hakiki. Dan ada satu hal yang paling penting. yaitu, tetang suatu kepastian. setiap hari kita bersusah payah mengejar sesuatu yang tak pasti. tetapi terkadang kita lupa akan sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk. Yaitu MATI. Sudahkah kita siap untuk berhadapan dengan kematian, sebanyak apakah bekal yang sudah kita siapkan.

Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kita semua, pada sesuatu yang telah kita pelajari sejak kecil yaitu agama. Karena dengan agama-lah hidup kita bermakna. Dan tiada kemuliaan yang hakiki tanpa ISLAM.
Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Joherujo
AUTHOR
27 Agustus 2010 pukul 19.43.00 GMT+8 delete

Renungan yang baik.. moga bermanfaat... sanes kitu Sep? ;)

Reply
avatar
27 Oktober 2010 pukul 03.04.00 GMT+8 delete

Tujuan Kita Lupa Kita. Hehe ........

Mantap ni. Bisa nangis nggak ya kalau w baca ini. Mau nyimak dulu ahh ..........

Mana tau bisa. :)

Reply
avatar